Senin, 23 November 2015
Minggu, 22 November 2015
Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya sebelum keluarnya (Dajjal) ada tiga tahun langit menahan (air hujannya) : Pada tahun yang pertama langit menahan sepertiga tetesan (air hujan)nya dan bumi (menahan) sepertiga tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun kedua langit menahan dua pertiga tetesan (air hujannya) dan bumi menahan dua pertiga tumbuh-tumbuhannya. Dan pada tahun ketiga langit menahan (semua) tetesannya dan bumi menahan tumbuh-tumbuhannya sehingga tidak tersisa wajah bumi yang gersang dan hanya tinggal bebatuan yang mati." (HR Thabrani).
Sabtu, 14 November 2015
Panggeuing Diri
Walurat lengkah kudu bisa dibebenah
hade lampah kagurat uga pinasti moal doreksa
Adiguna kiwari geus lain wayah
Jalma kumelendang lir waditra nyada ku nayaga
Moal lana moal lila kapatok wates tinemu cacap
Hiji pepeling dir geuwat eling
kahade tonggoy terus kadalon
lampah udar kaluar tina tetekon
Geuwat wengku, pageuhan ku kaimanan
Bae basajan asal teu salah naratas jalan
geuy sageuy ...mun hirup ngaberung nafsu
Ngalabrak jalan komo aturan
moal lana nincak sugema.....
Marieus pateuh .....
Pamustungan tamiang meulit kana bitis
Lengkah nyupata duh gening heurin
geuwat ropea.......!!!!!
Omean lampah, pupus hasud, piara ihlas
Tawakal bari ngadu'a, sabiuk jeung papada jalma
Insya Alloh....
Bagja waluya kumelendang di mayapada
Jumat, 13 November 2015
Suatu hari Rasulullah menemui para sahabatnya dan membaca surat Ar-Rahman dr awal sampai akhir, tp para sahabat hanya terdiam saja.
Kemudian Rasululullah bersabda "klo aku membacakan surat Ar-Rahman ini pada para Jin, maka tiap aku sampai diayat
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
[QS. Ar-Rahman: Ayat 13]
Maka mereka (jin) menjawab:
ﻻ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﻧﻌﻤﻚ - ﺭﺑﻨﺎ - ﻧﻜﺬﺏ ، ﻓﻠﻚ ﺍﻟﺤﻤﺪ
Tidak ada satupun dr nikmat-MU (Allah) Tuhan kami yang kami dustakan, maka segala puji hanyalah bagi-MU. (HR. At-Turmudzi)
#Tafsir Ibnu Katsir
(QS ar-Rah mân [55] ayat : 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77)
Para ulama menganalisis jumlah pengulangan ayat (31x) dan mengelompokkannya:
Delapan pertanyaan berkaitan dengan nikmat dalam kehidupan di dunia, antara lain nikmat pengajaran Al-Qur’an, pengajaran berekspresi, langit, bumi, matahari, lautan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Tujuh pertanyaan berkaitan dengan ancaman siksa neraka di akhirat nanti. Perlu diingat bahwa ancaman adalah bagian dari pemeliharaan dan pendidikan, serta merupakan salah satu nikmat Allah.
Delapan pertanyaan berkaitan dengan nikmat yang diperoleh di surga pertama.
Delapan pertanyaan berhubungan dengan nikmat di surga kedua.
Dari hasil tersebut, para ulama menyusun semacam “rumus”, yaitu siapa yang mampu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang disebutkan dalam rangkaian delapan pertanyaan pertama—syukur seperti makna yang dikemukakan di atas—maka ia akan selamat dari ketujuh pintu neraka yang disebut dalam ancaman dalam tujuh pertanyaan berikutnya. Sekaligus dia dapat memilih pintu-pintu mana saja dari kedelapan pintu surga, baik surga pertama maupun surga kedua, baik surga (kenikmatan duniawi) maupun kenikmatan ukhrawi.
Dengan demikian, repetisi pertanyaan di 31 ayat tersebut adalah renungan, nasihat dan peringatan bagi kita.
Namun, kiranya jarang sekali bahkan mungkin tak ada di antara kita yang merasa diri telah mendustakan nikmat yang telah dianugerahkan Allah.
Bisa juga terjadi, kita sudah merasa dan mengakui telah mendustakan nikmat Allah, namun hanya berupa tulisan dan perkataan, tak ada langkah kongkret yang kita lakukan 'tuk memperbaiki diri. Entah mengapa! Kondisi kita persis seperti sindiran umum, “Kalau cuma ngomong, anak TK pun bisa. Buktikan dong!”
Syaekhuna Al-Mukarrom KH.Ruchiyat Effendi (tengah)
Sesepuh Pondok Pesantren
Miftahul Huda III
Jl.anyar, Margabakti, Cibeureum, Kota Tasikmalaya