Penyejuk Hati on Facebook

Jumat, 14 September 2012

QS AL-FATIHAH


^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^

Pada saat membaca surah Al-Fatihah waktu shalat, banyak membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, tanpa jeda dan tak dinikmati,

padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan kita, maka dari itu kita disunahkan berhenti sejenak setiap selesai membaca satu ayat.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirm

an :
"Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku".

Artinya, tiga ayat diatas: Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.

Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". Allah menjawab :"Hamba-Ku telah memuji-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim"...Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin"...Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku"

Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”...Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhoolliin.”...
Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta.”
(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)

Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat... Rasakan dan resapi betul-betul jawaban indah dari Allah, satu persatu, karena Allah sesungguhnya sedang menjawab ucapan-ucapan kita...

Lalu ucapkanlah "Aamiin" dengan penuh harapan dikabulkan, sebab malaikatpun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

"Barang siapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dgn para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.”.
(H.R Bukhari, muslim, Abu Dawud)

SELALU PASRAH KEPADA ALLOH SWT


JANGAN BERLAMA-LAMA DENGAN SELAIN ALLOHApapun yg ada di hati, maka segeralah serahkan kepada-Nya, diantaranya dengan doa ini :

Doa agar semua urusan diurus Allah:
" Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum birahmatika astagiits...ashlihlii sya'nii kullahuu walaa takilnii ilaa nafsi thorfata ainin"
'Wahai Allah Yg Maha Hidup, Wahai yg Maha berdiri sendiri mengurus makhluk-Nya,dengan rahmatMu tolonglah say

a. Perbaiki semua urusanku & jangan serahkan kepadaku walau sekejap mata.(HR. Nasa'i)

Ingat keinginan, segera serahkan kepada-Nya
Ingat masalah, segera serahkan kepada-Nya
Ingat ancaman/bahaya, segara pasrahkan kepada-Nya
Ingat keluarga, segera berdoa pasrahkan kepada-Nya
Ingat apapun jangan berlama-lama, segera berharap pengurusan-Nya

Jangan berlama-lama dengan selain-Nya, segera pasrahkan total kepada-Nya, yakin dengan segala janji dan jaminan-Nya

Insya Allah akan segera kita rasakan ketenangan, juga berbagai petunjuk dengan cara-Nya, yang sadar tak sadar akan menuntun kita kepada ikhtiar menggapai pilihan-Nya, jalan keluar terbaik dari-Nya. Sungguh indah dan berkah.

**SABAR MENANTI JODOH**




kemarin ada yg brtanya sama saya soal knapa sampai skarang jodohnya blm dipertemukan dan ada seseorang yg sangat sulit skali utk mengambil hatinya.

Aduh gmana ya saya bingung juga mw jwb apa soalnya saya sndiri juga belum ketemu jodoh saya, mungkin ini bisa sdikit membantu, maaf kalo ga nyambung atau keliru, karna saya masih baru belajar jg hehe


Suatu hari seorang Kyai Mursyid di pondok psantren ingin mengangkat seorang Imam sbagai Khalifah di pondok itu.

Kyai menunjuk 3 orang calon yg akan mnjadi sang Khalifah yakni Usman, Hasan, dan Ihsan.

Kyai bertanya apa itu USAHA YANG IKHLAS kepada mereka bertiga dn memberi waktu slama 3 hari.

Namun Usman merasa keberatan karna Ihsan anak baru di pesantren itu yg blm bnyak tau tentang ilmu keislaman mengapa jd salah satu calon Khalifah.

Kalau Hasan terserah saja, toh Ihsan yg anak baru tak mungkin terpilih karna ilmunya masih sdikit fikirnya.

Ihsan pun tak enak hati dn mengajukan undur diri dari daftar calon Khalifah itu, namun sang kyai tdk mengizinkannya.

Dalam waktu 3 hari itu mereka bertiga saling berlomba mendefenisikan arti kesabaran sedetail mngkin.

Dalam waktu itu, Kyai menyuruh Hasan dan Ihsan mengambil air di sungai utk mengisi tong besar di depan pondok psantren sampai penuh.

Sementara Usman sibuk membaca dan bermuzakarah dgn santri lainnya utk mendefenisikan arti kesabaran.

Hasan pun jengkel karna kalau di suruh angkat air bagaimana dia blajar agar bisa menjawab pertanyaan kyai nanti, pastilah dia akan kalah dgn Usman yg cerdas fikirnya.

Ihsan pun yg sebenarnya tak tertarik dgn perlombaan ini karna dia merasa masih sangat bodoh niatnya hanya ingin belajar namun dia hanya menuruti perintah sang Kyai.

Hasan dan Ihsan pun pergi ke sungai yg cukup jauh membawa 2 ember kecil utk mengambil air, sesampai di pondok dgn susah payah ternyata tong yg akan mereka isi bocor di bagian bawahnya, sehingga mereka mesti kembali ke sungai lagi utk mengambil air lagi karna air yg mereka isi tadi tumpah karna tongnya bocor.

Begitulah sampai 5 kali mereka mondar mandir namun tong masih tetap kosong.

Hasan pun berfikir ini tdk akan bisa sampai penuh kalau wadahnya saja bocor.

Malamnya mereka berdua menghadap kyai utk memberitahu Kyai bahwa tong yg mereka isi bocor.

Tapi kyai hanya menjawab ambil air di sungai hingga tong itu penuh.

Hasan pun merasa jengkel dan menyerah tak mau ke sungai angkat air lagi karna sangat mustahil tong bocor bisa terisi penuh pikirnya

Sementara usman sangat sibuk membaca seluruh buku yg ada di perpustakaan hingga mengabaikan segalanya.

Berbeda dgn Ihsan, dia tetap pergi ke sungai mengangkat air, namun saat di tuang ke Tong, air tadi tumpah lagi, Hasan tertawa melihat kebodohan Ihsan.

Namun Ihsan dgn gigih dan ketulusannya mematuhi perintah Kyai pergi ke sungai utk mengambil air walau sebenarnya dalam hatinya pun mustahil bila Tong itu akan terisi penuh.

Hingga malam kedua pun tiba, besok adalah hari terakhir, namun Tong blm juga terisi air setetes pun, Ihsan pun berdoa dgn ketulusan hatinya
"Ya Allah yg merajai siang dan malam, dari pagi hingga petang, sesungguhnya bumi ini sangat kecil bagimu, permudahkanlah sgala urusanku, engkau lah sang maha mengetahui setiap pinta, Laa Haulahu wa Laquwwata Illa Billah"

besok hari terakhir Ihsan tetap pergi ke sungai, namun sesampai di sungai turun hujan sangat deras, ihsan pun kembali ke pondok membawa air sungai dgn ember yg di gendongnya ditengah hujan, sesampai di pondok ia terkejut melihat tong itu sudah penuh dgn air hujan bahkan sampai melimpah limpah.

Pak Kyai pun segera mengumpulkan santri2nya utk mengumumkan Putrinya yg manis bernama Anna Al-Fathunnisa akan dinikahkan dgn Ihsan menjadi Imam utk Putrinya dan menjadi Imam Khalifah di pesantren itu.

Ilmu bukan di akal, tapi di hati.

"Ikhtiar, Kegigihan, Kesabaran, Doa, dan Tak putus asa. kelima itulah yg dinamakan USAHA YG IKHLAS, Jika ingin mencapai sesuatu jgn menyerah, jngan tdk sabar, jgn dgn usaha sendiri, Kekuasaan Allah lebih luas dgn usahamu yg secuil itu, Tidak ada yg tak mungkin bagi Allah, Allah hanya melihat sampai dimana kesabaran, Ikhtiar, Kegigihan, dan Doa kita, maka Allah akan memberikan hadiah yg tak terduga2"

Jangan berharap, maka kau akan kecewa, tapi berusahalah dgn Iklas dan doa, Allah lebih tau mana yg terbaik utk kita, sementara kita tdk mengetahui apa2

Faa bi ayyi aala iroobuka tukadziban.

Mudah2an bisa sedikit membantu hehe

maaf kalo ada yg ga faham maksudnya atau saya yg gak nyambung xixixi

Kamis, 13 September 2012

RAHMAT ALLAH BAGI YANG BERJILBAB


Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang ‘ngetrend’ dan biasa kita dengar adalah ”Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ‘ngerumpi’ berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya.

Syubhat lainnya lagi adalah ”Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??

Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana. Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan “tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.

Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan “alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu “ala llah’ artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.

Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta’ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka. Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya.

Lengkapnya adalah sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian “(HR. Muslim 2564/33).

Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).

Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya.

Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita.

KH. Yusuf Manshur

( AMALAN ) DOA AMPUH MENGHILANGKAN PERASAAN SIAL


Thiyarah atau merasa sial itu banyak bentuknya, bukan hanya perasaan sial di waktu tertentul saja. Seperti merasa sial karena mendengar suara burung gagak sebagai pertanda buruk, melihat seorang buta ketika akan berdagang yang lalu muncul anggapan akan merugi, dan semisalnya. Dan hampir-hampir seseorang pernah mengalaminya dan terserang olehnya se
bagaimana yang dikabarkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu,

وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ


“Dan tidaklah salah seorang kita kecuali (terbersit thatayyur dalam hatinya) tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal.” (HR. Abu Dawud dan lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 429)

Setiap muslim tidak boleh mempercayainya karena bisa merusak tauhid dan imannya. Namun yang banyak diakui orang, walaupun tidak meyakini akan ramalan-ramalan tadi terkadang karena banyak yang memperingatkan dan menakut-nakuti sehingga menimbulkan rasa was-was dalam diri. Dan ini termasuk dari bisikan-bisikan syetan. Maka untuk menepis perasaan was-was dan khawatir tadi, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan resep doa untuk mengatasinya,

اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ


Allaahumma Laa Khaira Illaa Khairuka, wa Laa Illaa Thairuka, wa Laa Ilaaha Ghairuka

“Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang berasal dari-Mu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan yang berasal dari-Mu (yang telah Engkau tetapkan), dan tidak ada tuhan selain Engkau.” (Hadits shahih, riwayat Ahmad)

HAKIKAT ILMU AGAMA SELAMAT DUNIA DAN AKHIRAT


Ilmu yang paling penting ialah ilmu-ilmu Al Quran dan Al Hadits dengan penafsiran para sahabat dan tabiin. Selain ilmu di atas hanyalah semata-mata pelengkap bagi keduanya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia bagi kemaslahatan kaum muslimin. Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Allah akan menjadika
n dia paham tantang ilmu Agama. Sesungguhnya aku hanyalah pembagi (zakat) sedangkan Allahlah yang memberinya (yakni pemberi rezeki). Senantiasa akan ada dari umat ini orang yang menunaikan perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sampai datang keputusan Allah. (HR. Bukhari dalam Fathul bary, no.71 dari muawiyah bin Abi Sufyan).

Ibnu Hajar Al-Asqalani menyatakan : Di dalam hadits ini ada keterangan yang tegas tentang keutamaan ulama di atas segenap manusia dan keutamaan belajar agama ini atas ilmu lain. (lihat fathul bari oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani, jilid 1, halaman 165).

Memahami Agama pengertiannya tidak lain adalah memahami Al quran dan Al hadits, karena agama seluruhnya hanya diambil dari keduanya.

Imam Syafii menerangkan : Semua ilmu selain Al Quran adalah melalaikan (menyibukkan) kecuali ilmu hadits dan ilmu fiqih dalam agama ini Yang dinamakan ilmu adalah apa-apa yang ada padanya pernyataan : Telah menceritakan kepada kami (yaitu dengan sanad). Sedangkan selain itu hanyalah semata-mata bisikan syaitan. (lihat Syarh Aqidah Thahawiyah oleh Ibnu Abil Izzi, halaman 75).

( HIKMAH ) BADAN SIPEMUDA MENJADI HARUUM DIDUNIA DAN AKHIRAT


Ada seorang pemuda yang kerjanya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini di kenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang. Walau pun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemuda ini sangat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pati menyenan
ginya. Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besat, gang-gang kecil dan rumah-rumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya : "faraqna-faraqna", tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatanya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersilakan masuk kedalam rumah.

Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta dalam hatinya. Lalu si wanita itu berkata : "Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan dirumah ini sekarang kosong. " Selanjutnya, si wanita ini membujuk dan merayunya agar mau berbuat sesuatu dengan dirinya. Pemuda ini menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menakut-nakuti dengan azab yang pedih di sisiNya. Tetapi sayang, nasehat itu tidak membuahkan hasil apa-apa, bahkan sebaliknya, si wanita makin berhasrat. Dan memang biasa, orang itu senang dan penasaran dengan hal-hal yang dilarang... Akhirnya, karena si pemuda ini tidak mau melakukan yang haram, si wanita malah mengancam, katanya: "Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku berteriak pada semua orang dan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali mereka tidak akan mencurigaiku." Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksa untuk mengikuti keinginannya berbuat dosa, akhirnya dia berkata: "Baiklah, apakah engkau mengizinkan aku untuk ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu?" Betapa gembiranya si wanita mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab : "Bagaimana tidak wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus."

Kemudian masuklah si pemuda itu ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan dari pihak ketiga. "Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjukMu, Wahai Dzat yang memberi petunjuk bagi orang-orang yang bingung ." Tiba-tiba, timbullah ide dalam benaknya."

Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naunganNya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan wajah yang cantik, kemudian dia berkata:

"Aku takut kepada Allah." Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepadaNya, pasti akan mendapat ganti yang lebih baik... dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan penyesalan seumur hidup... Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku... Tidak... tidak... Aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram... Tetapi apa yang akan harus aku kerjakan. Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela itu tertutup rapat dan sulit dibuka.

Kalau begitu aku harus mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan, bila nanti dia melihatku dalam kedaan begini, dia akan jijik dan akan membiarkanku pergi." Ternyata memang benar, ide yang terakhir ini yang dia jalankan. Dia mulai mengolesi tubunya dengan yang ada di situ. Memang menjijikkan. Setelah itu dia menangis dan berkata: "Ya Rabbi, hai Tuhanku, perasaan takutku kepadaMu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku 'kebaikan' sebagai gantinya."

Kemudian dia keluardari kamar mandi, tatkala melihatnya dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak : "keluar kau hai orang gila!" Dia pun cepat-cepat keluar dengan perasaan takut diketahui orang-orang, jika mereka tahu, pasti akan berkomentar macam-macam tentang dirinya. Dia mengambil barang-barang dagangannya kemudian pergi berlalu, sementara orang-orang tertawa melihatnya. Akhirnya dia tiba dirumahnya , di situ dia bernapas lega. lalu menanggalkan pakaiannya, masuk kamar mandi dan mandi membersihkan tubuhnya dengan sebersih-bersihnya.

Kemudian apa yang terjadi? Adakah Allah akan membiarkan hamba dan waliNya begitu saja? Tidak... Ternyata, ketiga dia keluar dari kamar mandi, Allah Subhanahu wa Ta'alah memberikan untuknya sebuah karunia yang besar, yang tetap melekat di tubuhnya sampai dia meninggal dunia, bahkan sampai setelah dia meninggal. Allah telah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya dia memdapat julukan "Al-miski" (yang harum seperti kasturi). Subhanallah, memang benar, Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari kotoran yang dapat hilang dalam sekejap dengan aroma wangi yang dapat tercium sepanjang masa. Ketika pemuda itu meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburanya "Ini kuburan Al-Misky", dan banyak orang yang menziarahinya.

Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan hambaNya yang shalih begitu saja, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu membelanya, Allah SWT senantiasa membela orang-orang yang beriman, Allah SWT berfirman dalam hadits QudsiNya yang artinya: "Bila dia (hamba) memohon kepadaKu, pasti akan Aku beri. Mana orang-orang yang ingin memohon?!"

"Setiap sesuatu yang engkau tinggalkan, dan pengorbanan untuk amal yang dicintai Allah pasti ada gantinya. Begitu pula larangan yang datang dari Allah, bila engkau tinggalkan, akan ada ganjaran sebagai penggantinya."

Allah SWT akan memberikan ganti yang besar untuk sebuah pengorbanan. Allahu Akbar.

Manakah orang-orang yang mau meninggalkan maksiat dan taat kepada perintah Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk pengorbanan yang mereka berikan??
Tidakkah mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah SAW dan seruan fitrah yang suci?!

( HIKMAH ) PELAJARAN MASYARAKAT MATRE TERDAHULU


Masyarakat yg matre sifatnya ngoyo menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Dipikirannya ngejadiin dunia sebagai tujuan, dikepalanya cuma ada dunia, dunia, dunia tanpa meratiin cara2 yang digariskan oleh Islam untuk mndapatkannya secara halal serta berzakat, sedekah. Berbeda kalo yg materialisme (
matre ) biasanya bakalan kikir, pelit alias medit. Semuanya dilihat dari duit, bila yang datang kendaraan mewah langsung ngibrit, tetapi bila yang datang biasa saja sikapnya berbeda, sisi Agama gak lagi jadi perhatian, sisi bela Islamnya juga gak lagi dapat posisi, Keadaan mereka yang matre seperti dikisahkan pegimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya-raya bernama Qarun digambarkan di dalam Al-Qur’an sbb :

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79)

Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.

Bardasarkan hal ini pantaslah bilamana teladan kita Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justeru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ

هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)

Betapa dalamnya pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13)

Allah tidak pernah berfirman: ”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling berharta di antara kamu”. Tidak...! Allah jelas tegas menyatakan bahwa taqwa merupakan tolok ukur sesungguhnya mulia-hinanya seseorang di mata Allah. Semakin bertaqwa seseorang berarti semakin mulia dirinya di sisi Allah. Dan sebaliknya semakin tidak bertaqwa seseorang berarti semakin hinalah dirinya di mata Allah Yang Maha Mulia. Dan perkara ini tidak berkaitan dengan banyak-sedikitnya harta yang dimiliki orang tersebut.

Bisa jadi seseorang berharta sedikit atau banyak, asalkan ketqwaannya kepada Allah memang tinggi, berarti mulialah dirinya di sisi Allah. Sebaliknya, berapapun kekayaan atau kemisikinan seseorang, bilamana ketaqwaannya kepada Allah sangat tipis, apalagi tidak ada samasekali, berarti orang tersebut hina di dalam pandangan Allah. Taqwa merupakan timbangan sejati bernilai atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah yang Maha Tahu dan Maha Teliti PengetahuanNya

Maka hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah semestinya menjadi pegangan seorang beriman. Hendaklah bila sudah menyangkut urusan harta dan kekayaan seorang muslim janganlah memandang silau kepada orang yang berada di atas dirinya. Tapi sepatutnya ia bersibuk memandang mereka yang lebih rendah daripada dirinya sehingga rasa syukur dan ridha akan pemberian Allah senantiasa terpelihara di dalam dirinya. Bila ia sibuk memandang kepada mereka yang lebih kaya daripada dirinya, niscaya yang muncul adalah keluhan dan ketidakpuasan akan pemberian Allah kepada dirinya. Maka di zaman Qarun hidup ada sebagian masyarakat Mesir yang tetap bersikap benar dalam memandang Qarun. Mereka inilah yang disebut Allah di dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang berilmu dan mereka sangat faham akan hakekat kemuliaan dan kehinaan di dalam kehidupan fana ini.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ

لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ

“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".(QS Al-Qashshash ayat 80)

Orang-orang yang berilmu sangat sadar bahwa pahala dari Allah karena iman dan amal sholeh seseorang, jauh lebih utama dan berharga daripada sekedar harta dan kekayaan duniawi seperti yang dikumpulkan oleh seorang Qarun. Itulah sebabnya tatkala pada akhirnya Allah mencabut hak kekayaan Qarun dengan mendatangkan bencana yang menghancurkan segenap kekayaan dan diri Qarun, barulah kaum awam yang jahil alias bodoh atau sempit wawasan itu memahami dan menyadari betapa bodohnya diri mereka karena tergiur menginginkan seperti yang dimiliki oleh Qarun.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ

مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ وَأَصْبَحَ الَّذِينَ

تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ

لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا

لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS Al-Qashshash ayat 81-82)

Sosok Qarun dan siapapun yang memiliki mental dan sikap seperti dia, adalah sosok yang mengingkari nikmat Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan yang mereka kumpulkan merupakan hasil prestasi dirinya dan tidak ada kaitan dengan Allah yang Maha Menentukan pembagian rezeki manusia. Mereka tidak pernah besyukur kepada Allah akan rezeki yang diterima. Dan mereka tidak pernah memohon rezeki kepada Allah saat dirinya sedang mengalami kesulitan rezeki. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam urusan materi. Mereka inilah kaum yang berideologi materialisme. Sungguh mateialisme tidak sama dengan Islam. Bersyukurlah kita orang beriman memiliki iman dan islam sebagai pegangan hidup

Ustd. Yusuf Mansur

Ceramah Ustd. Yusuf Mansur


AKHIRNYA TABUNGANNYA DISEDEKAHIN - Biaya pendidikan sekolah yang tak pernah turun. Masih ada tuntutan dana lain yang tak terduga. Sebagian keluarga lain, menabung bukan sekadar persiapan dana cadangan. Tapi, lebih karena tuntutan pemahaman. Keluarga ini takut kalau mereka terjebak pada gaya hidup boros. Kapan sih kebutuhan terasa cukup? Hampir tak pernah. Selalu saja merengek, meminta, dan menuntut. Hingga, terpatri pada pola pikir keluarga yang dipermainkan gaya dan trend ini, kalau mereka tak pernah cukup. Selalu kurang. Miskin, dan tak berdaya.

Ada lagi keluarga lain yang menjadikan tabungan bukan sekadar cadangan dan tuntutan pemahaman. Melainkan, juga investasi. Keluarga ini tidak cuma menyimpan uang di balik kasur, laci lemari, atau bank. Mereka menanamkan uangnya buat bisnis. Bisa dikelola sendiri, bisa juga oleh orang lain. Pada taraf tertentu, mereka punya target yang cukup maju: mereka tidak bekerja untuk uang. Tapi, uang yang bekerja untuk mereka.

Repotnya, ketika sebuah keluarga justru bingung ketika tabungannya mulai bisa diperhitungkan. Artinya, dalam satu tahun, tabungannya bisa buat beli tivi, motor, bahkan nyicil mobil. Setidaknya, itulah yang dialami Bu Nunung.

Kebingungan ini memang terkesan aneh. Biasanya, orang begitu senang kalau tabungannya lumayan. Ia tak lagi repot-repot kalau ada kebutuhan mendadak. Tinggal ngelongok tabungan, urusan beres.

Ternyata, ada kebingungan tersendiri buat Bu Nunung. Mau diapakan uang senilai harga dua motor bebek yang paling murah. Soalnya, belum pernah Bu Nunung dan suami punya tabungan sebanyak itu. Biasanya, paling tinggi senilai uang bayaran enam bulan di sekolah dasar terpadu Jakarta.

Jumlah luar biasa tabungan ibu tiga anak itu pun lahir tak disengaja. Jangankan dengan perencanaan dan pengaturan keuangan yang jelimet, pernah terpikir saja nggak. Paling-paling, ia bisa menyisihkan uang belanja sekitar tujuh puluh ribuan sebulan.

Tahun ini, Allah swt. ternyata melimpahkan rezekiNya buat Bu Nunung dan keluarga. Di luar dugaan, mantan murid pengajian Bu Nunung ngasih hadiah lumayan besar. “Terserah Bu Ustadzah, buat apa aja. Buat pergi haji, silakan. Buat beli motor, monggo. Buat biaya kontrak rumah empat tahun juga nggak papa,” ucap sang murid suatu kali. Hadiah itu diserahkan ke Bu Nunung setelah sang murid dapat gusuran rumah lumayan besar. Ternyata, ia memang sudah lama prihatin dengan keluarga guru ngajinya. Ia pernah niat, kalau Allah ngasih rezeki, akan saya kasih sekian persennya buat Bu Nunung. Dan, doa itu ternyata terkabul.

Bu Nunung bingung sendiri. Ya Allah, buat apa uang ini. Hampir satu tahun uang itu dibiarkan apa adanya. Mau pergi haji, tanggung. Soalnya, masih kurang sekitar sepuluh jutaan. Itu pun cuma buat biaya satu orang. “Lha, masak pergi haji sendirian. Kasihan dong, suami,” ucap Bu Nunung ke seorang teman. Mau beli motor bagus, bingung nyimpannya. Rumah petaknya nyaris tak menyisakan halaman. Lagian, pespa suaminya masih lumayan gesit. Sepertinya, ada pengecualian bagi pencuri buat motor pespa. Ditaruh di luar pagar juga nggak pernah hilang. Paling-paling lecet kesenggol gerobak yang lewat.

Pernah kepikir Bu Nunung buat modal dagang. Kasihan suami. Pekerjaannya cuma jadi guru, gajinya kecil. Sementara, Bu Nunung cuma bisa bantu-bantu ngajar privat baca Alquran. “Mas, gimana kalau duit tabungan kita buat modal dagang. Bisa nggak?” tanya Bu Nunung ke suami. Ia berharap, suaminya sudah punya ancang-ancang mau bisnis apa. Tapi, yang ditanya cuma diam. Lebih tepatnya, bingung.

Suami Bu Nunung memang hampir-hampir tak pernah berbisnis. Hampir seluruh waktunya tercurah buat ngajar. Pagi ngajar SD, siang SMP. Selain itu, suami Bu Nunung memang tak punya bakat bisnis. Kesimpulan itu terpatri ketika beberapa kali ia gagal mencoba dagang. Ujung-ujungnya cuma kerja bakti. Itu pun masih bagus. Seringnya, rugi total.

Gimana dengan Bu Nunung sendiri? Ibu usia menjelang empat puluhan ini pun menggeleng. Mau bisnis apa? Garis bakatnya memang nyaris mirip dengan suaminya. Susah dagang. Pernah ia memaksakan diri. Tapi, ia lebih banyak nggak teganya daripada hitungan untung ruginya. Bayangkan, harga kontan bisa sama dengan nyicil. Kadang, Bu Nunung nggak tega nagih utang konsumennya. Pasalnya, ia khawatir akan memberatkan. Kalau begitu, gimana mau untung.

Siang malam Bu Nunung dan suami jadi gelisah. Bingung. Mau diapakan uang itu. Lama-lama simpan di bank ia jadi khawatir. Takut kalau-kalau ada krisis moneter susulan. Gimana nasib uangnya kalau bank tempat menabung tiba-tiba dinyatakan bangkrut.

Mau simpan di rumah lebih bingung lagi. Mau ditaruh di mana? Di lemari, nggak ada kuncinya. Sudah jebol. Lagian, ia khawatir kalau-kalau terpakai terus. Nggak terasa, tahu-tahu uangnya sudah habis. “Wah, boros!” suara Bu Nunung dalam hati.

Akhirnya, Bu Nunung pasrah. Ia jadi tersadar sendiri. Mungkin, ini hikmahnya kenapa Allah memberikan takaran rezeki seperti biasanya. Baru kali ini ia dan suami bingung. Bingung banget. “Ah, tabungan, mndingan di sedekahin dari tadi !” lagi-lagi suara Bu Nunung prihatin.

Inilah Respons Dunia Atas Film Hujat Islam


Sejumlah negara dilanda aksi demonstrasi, Rabu (12/9/2012), mengutuk film yang menghujat Islam dan Nabi Muhammad SAW, Innocence of Muslims. Massa turun ke jalan menghujat AS karena film itu dibuat oleh warga AS yang mengaku bernama Sam Bacile.
Setelah Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya tewas oleh amuk massa, pemerintah AS kini memperketat fasilitas miliknya di beberapa negara. Dua buah kapal perang diberangkatkan ke Libya dan Marinir diterjunkan untuk mengawal warga AS. Kedutaan besar AS di beberapa negara juga dijaga ketat.
Di beberapa negara gejolak bermunculan. Setelah Libya dan Mesir, kini muncul aksi serupa. Di Tunisia, misalnya, polisi membubarkan massa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet di dekat kita Tunis. Massa awalnya melakukan aksi damai namun kemudian mencoba merangsek ke dekat gerbang kedubes AS. Polisi berhasil menghalau massa namun membiarkan massa membakar bendera AS.
Protes besar-besaran juga terjadi di beberapa tempat seperti Khartoum, Sudan; konsulat AS di Csablanca, Maroko; dan di kantor PBB di Gaza, Palestina. Protes di Gaza juga ditandai dengan pembakaran bendera AS.
Di Nigeria, polisi diturunkan ke jalan-jalan untuk mengantisipasi amuk massa. Sedangkan kedutaan besar AS di Aljazair memperingatkan warganya untuk tidak bepergian yang tak mendesak untuk mencegah gangguan keamanan kepada mereka.
Sementara itu di Afghanistan, pemerintah meminta penyedia internet untuk memblokir situs YouTube hingga film yang menghujat Islam itu dicabut dari situs tersebut. Kendati demikian, di Kabul, klip film itu masih bisa ditonton.
Kelompok Taliban di Afghanistan mulai merapatkan barisan dan bersiap-siap untuk menyerang warga AS. Taliban juga menyerukan untuk membalas dendam terhadap tentara AS.
“Emirat Islam menyerukan pemuka agama di seluruh negeri untuk memberitahu kepada Muslim mengenai tindakan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh orang Amerika... rapatkan barisan Muslim untuk perang berkepanjangan,” ujar Taliban dalam pernyataannya.
Di Libanon, Partai Hisbullah mengutuk keras film tersebut dan menyerukan kepada semua Muslim untuk menykapi isu tersebut. Mereka menyebut film itu “aksi tak bermoral yang memperlihatkan agresi tingkat tinggi”. Partai itu juga meminta PBB untuk menghukum tindakan anti-Islam seperti yang mereka lakukan terhadap kelompko anti-Semit. [BBC]

PEMANDANGAN INDAH







Rabu, 12 September 2012

HATI HANYA BISA DISENTUH DENGAN HATI

... === HATI HANYA BISA DISENTUH DENGAN HATI === ...

Suasana yang nyaman itu mahal,
Jangan dirusak oleh hal-hal yang remeh, dan hal-hal yang tak perlu

Kita harus pandai mengendalikan diri jaga lisan dari pertanyaan2/komentar2 sia-sia, tanyalah dengan jujur, perlukah?, manfaatkah? Tepatkah situasinya ?

Tidak mesti berkata ketika kita ingin bicara, namun berkatalah ketika hati sudah yakin
n perlu dan yakin manfaat


Tinggalkanlah hal-hal yang sia-sia, maka silaturahim akan jauh lebih nyaman


Bahasa ketulusan akan memancar dari lisan dan perilaku kita, betapapun dengan ucapan dan sikap yang amat sederhana


Kehangatan hanya datang dari kebeningan hati, yang tanpa prasangka, tanpa kesombongan, tanpa ujub dan riya


Memang hati hanya dapat disentuh oleh hati yang bening


Aa Gym

MENJAGA LISAN


>>> ... NGOBROL ITU TAK MUDAH ... <<<

Ngobrol itu bukan perkara mudah, bila tak hati-hati akan sumber jadi pengotor hati dan pengundang berbagai masalah

Semakin banyak bicara semakin berpeluang tergelincir niat dan kata, akan semakin jadi dosa, mengeraskan hati, dan jauh dari Alloh

Dalam obrolan yg tak hati2 bisa jadi riya/pamer, bisa ujub membangga2kan diri, bisa sombong, bisa ghibah, bisa jadi sumber fitnah dan lain-lain

Orang yang senang bicara ngaler ngidul menandakan kurang iman, tak sadar bahwa perkataannya tercatat dan pasti ada balasannya

Orang yang banyak ngobrol segala macam yang tak perlu, biasanya sangat kurang dzikirnya

Obrolan seseorang yang bermutu cirinya kata-katanya selalu terkait dengan Alloh, jadi ilmu yang manfaat, menyentuh hati dengan hikmah dan jadi solusi

Semakin yakin Alloh Maha Mendengar, semakin hati-hati menjaga lisannya, dan akan semakin berkualitas sikap dan ucapnya

semakin terpelihara lisannya, semakin nyaman hati ini, semakin merasa aman dan nyaman orang-orang berada disekitar kita,

Sibuklah berzikir, akan kurang kesenangan ngobrol yang sia-sia, bila berbicarapun akan dituntun-Nya sehingga penuh manfaat

Semoga dengar terjaganya lisan, Alloh ijinkan akhir hayat kita mengucapkan Laa ilaaha illalloh, tiada tuhan selain Alloh



KH. Abdullah Gymnastiar

Jumat, 07 September 2012

Bulan Baik untuk Menikah Menurut Islam


Sesungguhnya keyakinan sebagian orang bahwa pernikahan yang dilakukan diantara bulan syawal dan dzulhijjah kurang bagus atau membawa kesialan adalah keyakinan jahiliyah yang tidak memiliki dasar sama sekali di dalam Islam.

Bahkan hal tersebut dibantah langsung oleh perbuatan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang menikahi ‘Aisyah dan menggaulinya pada bulan Syawal, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari 'Aisyah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal, dan menggauliku pada bulan Syawal, maka tidak ada di antara istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku."

Imam Muslim menamakan salah satu bab didalam kitab shahihnya dengan “Anjuran Menikah dan Menikahkan di Bulan Syawal”. Imam Nawawi didalam “Syarh” nya mengatakan bahwa didalam hadits tersebut terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah dan menggauli pada bulan syawal. Sebagian sahabat kami —ulama Syafi’i— menyatakan anjuran tersebut.

Mereka berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah r.a dengan perkataan ini bermaksud menjawab apa yang terjadi pada masa jahiliyah dan apa yang dikhayalkan sebagian orang awam hari ini bahwa makruh melangsungkan pernikahan, menikahkan atau menggauli di bulan syawal, sungguh ini sebuah kebatilan yang tidak memiliki dasar. Ia adalah peninggalan jahiliyah. (Shahih Muslim bi Syarh an Nawawi juz V hal 131)

Dan keyakinan bahwa pernikahan di bulan tersebut adalah kurang baik, membawa kesialan, keburukan atau sejenisnya maka termasuk kedalam perbuatan syirik yang dilarang Allah SWT karena menghilangkan ketawakalan kepada Allah SWT.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Thiyarah (menggantungkan nasib) adalah syirik dan tidaklah dari kami kecuali Allah menghilangkannya dengan tawakkal."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa tidak melanjutkan aktifitas kebutuhannya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena melihat burung atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat syirik." Para sahabat bertanya; "Lalu apakah yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "hendaklah ia berdo'a; ALLAHUMMA LAA KHAIRO ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRO ILLA THOIRUKA WALAA ILAAHA GHOIRUKA (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang dari-Mu, dan tidak ada nasib baik kecuali nasib baik yang datang dari-Mu, dan tidak ada Ilah selain-Mu."

Wallahu A’lam.


ust. Sigit Pranowo

eramuslim.com

sorry-desi-glitters-2.gif