Penyejuk Hati on Facebook

Sabtu, 14 April 2018

ISTRI ISTRI NABI MUHAMMAD SAW

1. Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu ‘anha (556-619 M)
Beberapa hal yang terkait dengan Khadijah bintu Khuwailid, di antaranya adalah :
Khadijah bintu Khuwailid adalah seorang wanita yang berasal dari bangsa Quraisy, Beliau lahir pada tahun 68 sebelum hijrah. akan tetapi Beliau terkenal memiliki kemuliaan, baik dari segi nasab maupun akhlaknya. Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam pernah bersabda :
ﺧَﻴْﺮُ ﻧِﺴَﺎﺋِﻬَﺎ ﻣَﺮْﻳَﻢُ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻧِﺴَﺎﺋِﻬَﺎ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ
Artinya “Wanita terbaik ialah Maryam putri Imran dan Khadijah ” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Status Khadijah sebelum menikah dengan dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam adalah janda yang ditinggalkan wafat oleh dua suami terdahulunya, yang bernama Abi Haleh Al Tamimy dan Oteaq Almakzomy.
Bagi Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam, Khadijah adalah istri Beliau yang pertama. Dan selama menikah dengan Khadijah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak pernah melakukan poligami, kecuali setelah Khadijah wafat.
Khadijah merupakan istri yang paling dicintai oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam setelah Aisyah Radhiyallahu’ Anha. Bahkan karena kecintaan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam terhadap Khadijah membuat Aisyah cemburu, beliau pun (Aisyah Radhiyallahu’ Anha) berkata :
ﻣﺎ ﻏﺮﺕُ ﻋﻠﻰ ﻧﺴﺎﺀِ ﺍﻟﻨﺒﻲِّ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋﻠﻴﻪِ ﻭﺳﻠَّﻢَ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﺧﺪﻳﺠﺔَ . ﻭﺇﻧﻲ ﻟﻢ ﺃُﺩﺭﻛﻬﺎ . ﻗﺎﻟﺖ : ﻭﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋﻠﻴﻪِ ﻭﺳﻠَّﻢَ ﺇﺫﺍ ﺫﺑﺢ ﺍﻟﺸﺎﺓَ ﻓﻴﻘﻮﻝ ” ﺃﺭﺳﻠﻮﺍ ﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺃﺻﺪﻗﺎﺀِ ﺧﺪﻳﺠﺔَ ” ﻗﺎﻟﺖ ، ﻓﺄﻏﻀﺒﺘُﻪ ﻳﻮﻣًﺎ ﻓﻘﻠﺖُ : ﺧﺪﻳﺠﺔُ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋﻠﻴﻪِ ﻭﺳﻠَّﻢَ ” ﺇﻧﻲ ﻗﺪ ﺭُﺯِﻗْﺖُ ﺣُﺒَّﻬﺎ
Artinya:
“Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum pernah berjumpa dengannya. Biasanya ketika beliau menyembelih kambing, beliau memerintakan: “bagikanlah daging kambing ini kepada teman-teman Khadijah“. Suatu hari, kecemburuanku membuat beliau marah. Kataku, “Khadijah?” beliau lalu mengatakan, “Aku dikaruniai rasa cintah kepadanya.” (HR Al Bukhari)
Khadijah adalah wanita yang merupakan ibu kandung dari seluruh putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, kecuali Ibrahim. Adapun putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang lahir dari rahim khadijah adalah : Al- Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam tersebut wafat sebelum Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam wafat, kecuali Fathimah.
Khadijah Radhiallahu’ anha wafat ketika beliau berusia 6 tahun, tepatnya 3 tahun sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam hijrah ke Madinah.
Para Ulama berbeda pendapat tentang usia Khadijah ketika Beliau dinikahi oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam.
Pendapat pertama menyatakan bahwa ketika menikah dengan Khadijah, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Pendapat tersebu berdasarkan sebuah riwayat yang disebutkan Ibnu Sa’ad dalam At-Thabaqat Al-Kubro :
ﻭﺗﺰﻭﺟﻬﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻭﻫﻮ ﺑﻦ ﺧﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ ﻭﺧﺪﻳﺠﺔ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﺑﻨﺖ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺳﻨﺔ ﻭﻟﺪﺕ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻔﻴﻞ ﺑﺨﻤﺲ ﻋﺸﺮﺓ ﺳﻨﺔ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.”
Pendapat kedua menyatakan bahwa ketika menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Khadijah berusia 28 tahun. Hal ini berdasarkan pada sebuah riwayat Al Hakim yang menyatakan bahwasannya dari Muhammad Ibnu Ishaq berkata :
ﻭﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﻳﻮﻡ ﺗﺰﻭﺟﻬﺎ ﺛﻤﺎﻥ ﻭﻋﺸﺮﻭﻥ ﺳﻨﺔ
Artinya “Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau berusia 28 tahun.”
Pendapat ketiga menyebutkan bahwa ketika menikah dengan Khadijah, saat itu Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berusia 25 tahun, sedangkan khadijah sendiri kala itu berusia 35 tahun. Pendapat tersebut dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menikah dengan Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun.
2. Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha (596-674 M)
Ada beberapa hal yang terkait dengan Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anh, di antaranya :
Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha merupakan wanita yang dinikahi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam setelah Khadijah wafat. Beliau merupakan satu-satunya istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam hingga Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikah dengan Aisyah.
Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha merupakan janda dari seorang sahabat bernama Sakran bin Amr Al-Amiry yang wafat di Habasyah. Lalu datanglah Rasulullah Shalallahu Alalihi Wassalam meminang Saudah, dan akhirnya Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikahi Saudah bintu Zam’ah pada bulan Ramadhan tahun 10 hijriyah.
Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha adalah tipe istri yang menyenangkan bagi baginda Rosul. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibrahim AN-Nakha’i dalam kisahnya. Dalam kisah yang tertulis dalam Thobaqoh Kubra tersebut mengatakan bahwa:
“Saudah berkata kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Wahai Rasulullah tadi malam aku shalat di belakangmu, ketika ruku’ punggungmu menyentuh hidungku dengan keras, maka aku pegang hidungku karena takut kalau keluar darah,” maka tertawalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam , Ibrahim berkata, Saudah biasa membuat tertawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan candanya.”
Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha adalah salah satu istri Baginda Rasul yang taat dan setia hingga Beliau wafat, ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam hendak menceraikannya, maka Saudah pun memohon agar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak melakukan hal itu.
Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha adalah termasuk istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang berperan dalam penyebaran sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, di mana beliau menghafall dan menyampaikan hadist-hadist yang banyak diriwayatkan oleh para imam terkemuka seperti Nasai, Ahmad, Bukhari, serta Abu Dawud.
Saudah bintu Zam’ah bin Qois
radhiyallahu ‘anha wafat pada akhir kekhilafan Umar, tepatnya tahun 54 hijriyah di Madinah.
3. A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhma (614-678 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhma, di antaranya :
Ummu Abdillah Aisyah Ash-Siddiqoh binti Ash-Shiddiq adalah wanita yang dinikahi oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam setelah Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha. Beliau adalah putri dari sahabat Abu bakar Ash-Shiddqi.
Keistimewaan lain yang dimiliki A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhma adalah bahwa kesuciannya telah diakui Allah SWT dari atas langit ketujuh, dan Malaikat telah menampakkan A’isyah kepada Baginda Rasul sebelum Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikahi A’isyah.
Hal tersebut sebagaimana sabda Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam :
ﺭﺃﻳﺘُﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻡ ﺛﻼﺙ ﻟﻴﺎﻝ ، ﺟﺎﺀ ﺑﻚ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻓﻲ ﺳﺮﻗﺔ ﻣﻦ ﺣﺮﻳﺮ، ﻓﻴﻘﻮﻝ : ﻫﺬﻩ ﺍﻣﺮﺃﺗﻚ ﻓﺄﻛﺸﻒ ﻋﻦ ﻭﺟﻬﻚ ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻧﺖ ﻓﻴﻪ، ﻓﺄﻗﻮﻝ : ﺇﻥ ﻳﻚ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﻤﻀﻪ
Artinya:
“Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, ‘Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ummu Abdillah Aisyah Ash-Siddiqoh binti Ash-Shiddiq adalah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Pernikahan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam dengan A’isyah terjadi pada bulan Syawal tahun 11 setelah kenabian, tepatnya dua tahun lima bulan setelah peristiwa hijrah serta setahun setelah pernikahan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam dengan Saudah bintu Zam’ah berlangsung.
Saat menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq berumur 6 tahun. Hal itu berdasarkan sebuah hadist bahwasannya A’isyah berkata :
ﺗَﺰَﻭَّﺟَﻨِﻲ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺑِﻨْﺖُ ﺳِﺖِّ ﺳِﻨِﻴﻦَ ، ﻭﺑﻨﻰ ﺑﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﺑﻨﺖ ﺗﺴﻊ ﺳﻨﻴﻦ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku ketika aku berusia 6 tahun. Dan beliau kumpul bersamaku ketika aku berusia 9 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq adalah satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dalam keadaan masih gadis atau perawan. Dia adalah istri Rosulullah
shalallahu  ‘alaihi wa sallam yang paling paham tentang agama serta yang paling pandai, bahkan secara mutlak dia adalah wanita terpandai di antara para wanita lainnya.
A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq wafat pada tanggal 17 ramadhan tahun 57 H. Akan tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa dia wafat pada tahun 58 H dan makamnya berada di Baqi’.
4. Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma (607-antara tahun 648 dan 665 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhma, di antaranya :
Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma adalah putri dari sahabat Umar Bin Khatab Radhiallahu anhu yang memiliki kepribadian yang kuat seperti sang ayah. Selain itu, dia juga seorang wanita yang pandai dalam hal membaca dan menulis, meskipun pada waktu itu kemampuan tersebut belum lazim dimiliki oleh kaum wanita.
Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma adalah seorang janda, di mana suaminya yang bernama
Khunais bin Khudzafah As-Sahmi telah meninggal sekitar tahun 2-3 Hijriyah pada saat terjadinya perang badar.
Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma juga terkenal sebagai ahli ibadah, sehingga dia di sebut sebagai Shawwamah (wanita rajin puasa) dan qawwamah (wanita rajin shalat malam).
Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika berusia 21 tahun. Pernikahan tersebut terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah. Hafshah menjalani kehidupan rumah tangga bersama Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam selama 8 tahun, dan ketika usianya menginjak 29 tahun, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam wafat.
Hafshah bintu Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhuma meninggal pada usia 63 tahun, tepatnya pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
radhiallahu ‘anhu, yaitu tahun 45 H di Madinah, dan jenazahnya dimakamkan di Baqi’.
5. Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha (595-626 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anhma, di antaranya :
Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha terkenal dengan kedermawanan yang ia miliki, sehingga ia mendapatkan gelar sebagai Ummul Masakin (ibunya orang-orang miskin). Belia berasal dari bangsa Quraisy dan merupakan janda dari seorang pahlawan pada masa terjadinya perang uhud yang bernama
Abdullah bin Jahsy radhiallahu ‘anh.
Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha dinikahi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriyah, akan tetapi ketika pernikahan tersebut belum mencapai 8 bulan, Zainab bintu Khuzaimah
radhiyallahu ‘anha Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun 4 Hijriyah, tepatnya ketika Zainab bintu Khuzaimah berusia 30 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Baqi’.
6. Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha (599-683 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah
radhiyallahu ‘anha, di antaranya :
Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha adalah seorang wanita Bani Makhzum. Dia adalah putri dari seorang Quraisy yang paling dermawan bernama Umayyah bin al-Mughirah yang dilahirkan pada tahun 24 sebelum Hijrah.
Sebelum menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Ummu Salamah merupakan istri dari seorang Muhajirin yang pertama kali memeluk islam yang bernama Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi al-Qurasyi. Akan tetapi pada tahun 4 Hijrah, Abu Salamah meninggal dunia.
Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha dinikahi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika dia berusia 28 tahun, yaitu sekitar tahun 4 H.
Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha adalah wanita yang menawan dan juga cerdas. Dia selalu memberikan dukungan dan saran kepada Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika sedang berdakwah.
Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha meninggal di usia 85 tahun, yaitu pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah pada tahun 61 H. jenazahnya dimakamkan di Baqi’.
7. Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha (588-641 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha, di antaranya :
Zainab bintu Jahsy bin Rabab
radhiyallahu ‘anha merupakan salah satu istri Baginda Rosul yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam, di mana ibu dari Zainab bintu Jahsy bin Rabab
radhiyallahu ‘anha yang bernama
Umayyah binti Muththalib adalah putri dari paman Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam. Dia terkenal sebagai ahli ibadah dan wanita yang gemar bersedekah.
Sebelum menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha bernama Barra’. Dia adalah istri dari Zaid bin Haritsah yang merupakan anak angkat dari Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam. Akan tetapi dalam pernikahan mereka terdapat ketidakcocokan sehingga keduanya pun bercerai.
Pernikahan yang terjadi antara Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dan Zainab bintu Jahsy bin Rabab
radhiyallahu ‘anha berlangsung tanpa adanya wali dan saksi. Hal ini berdasarkan sebuah hadist yang menyatakan bahwasannya Zainab pernah berkata :
ﺯﻭﺟﻜﻦ ﺃﻫﺎﻟﻴﻜﻦ ﻭﺯﻭﺟﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺳﺒﻊ ﺳﻤﻮﺍﺕ
Artinya “Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari)
Pernikahan tersebut terjadi pada bulan Dzul Qa’dah tahun 5 H. akan tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dan Zainab bintu Jahsy bin Rabab
radhiyallahu ‘anha menikah pada tahun 6 H.
Zainab bintu Jahsy bin Rabab
radhiyallahu ‘anha meninggal pada usia 53 tahun, yaitu pada Tahun 20 H, dan jenazahnya dimakamkan di Baqi’.
8. Juwairiyah bintu Al-Harits
radhiyallahu ‘anha (605-670 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha, di antaranya :
Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha merupakan seorang wanita yang berasal dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Ayahnya yang bernama Harits bin Abi Dhirar merupakan pemimpin kaum tersebut kala itu. Sebelum memeluk islam, nama Juwairiyah bintu Al-Harits adalah Barrah.
Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha adalah janda dari Musafi’ bin Shafwan yang meninggal dalam peperangan yang terjadi antara pasukan Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam dengan Bani Musthaliq di lembah Al-Muraisi yang merupakan Salah satu daerah sumber air bagi bani Musthaliq.
Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha dianggap sebagai wanita yang paling berkah bagi kaumnya, karena setelah pernikahannya dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, banyak sahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam yang membebaskan budak mereka yang berasal dari Bani Musthaliq.
Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha meninggal pada tahun 56 H di Madinah. Waktu itu pemerintahan dipegang oleh Khalifah Muawiyah.
9. Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma (591-665 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha, di antaranya :
Ummu Habibah bintu Abi Sufyan
radhiyallahu ‘anha adalah saudara sepupu dari Utsman Bin Affan. Ibunya yang bernama Shafiyah bintu Abil ‘Ash adalah saudara dari Affan yang merupakan ayah dari Utsman.
Sebelum menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha telah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy. Akan tetapi suaminya tersebut meninggal di Habasyah. Dari pernikahannya itu, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha dikaruniai seorang putri yang bernama Habibah.
Ummu Habibah bintu Abi Sufyan
radhiyallahu ‘anha meninggal pada masa khalifah Muawiyyah pada tahun 44 H di Madinah.
10. Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab (628-672 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab, di antaranya :
Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab berasal dari bangsa Yahudi Bani Nadzir yang tinggal di daerah Khaibar yang letaknya sekitar 120 km ke utara kota Madinah. Daerah tersebut terkenal sebagai sebuah kota besar yang di dalamnya terdapat kebun-kebun kurma yang sangat luas serta benteng-benteng yang sangat banyak. Ayahnya yang bernama Huyai bin Akhtab merupakan kepala suku dari Bani Nadzir.
Sebelum menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab pernah menikah dengan dua lelaki, yang pertama dengan Salam bin Masykam ketika ia belum masuk islam, dan setelah berpisah, lalu Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq yang akhirnya terbunuh ketika kaum muslimin menaklukan Bani Nadzir. Sementara itu, Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab menjadi salah satu budak tawanan.
Pernikahan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dengan Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab terjadi pada tahun 7 H, yaitu setelah Bani Nadzir berhasil ditaklukkan.
Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab disebut sebagai wanita Shadiqah oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yang artinya adalah wanita yang jujur imannya. Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab meninggal pada tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi’.
11. Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu (602-681 M)
Hal-hal yang berkaitan dengan Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu , di antaranya :
Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu adalah saudara dari ibu kandung Khalid bin Walid yang bernama Lubabah As-Shugra. Selain itu, Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu juga merupakan saudara seibu dari istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang bernama Zainab bintu Khuzaimah.
Pernikahan antara Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu terjadi pada bulan Dzul Qo’dah tahun 7 H, seusai umrah qadha.
Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anhu meninggal pada tahun 61 H di Saraf, yaitu ketika beliau sedang dalam perjalanan pulang dari ibadah haji. Jenazahnya dimakamkan di Saraf.
Selain kesebelas istri, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam juga memiliki 2 budak wanita, yaitu :
1. Mariyah Al-Qibtiyah
Hal-hal yang berkaitan dengan Mariyah Al-Qibtiyah di antaranya :
Mariyah Al-Qibtiyah merupakan hadiah yang diterima Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dari raja Muqauqis sebagai jawaban atas surat Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajaknya untuk memeluk agama islam.
Dari Mariyah Al-Qibtiyah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mendapatkan seorang putra yang bernama Ibrahim. Akan tetapi Ibrahim meninggal ketika usianya belum genap 2 tahun.
Mariyah Al-Qibtiyah meninggal pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab, dan jenazahnya dimakamkan bersama para istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam lainnya.
2. Raihanah binti Zaid Al-Quradziyah
Hal-hal yang berkaitan dengan Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah di antaranya :
Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah awalnya adalah seorang tawanan dari Bani Quraidzah, lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjadikannya sebagai budak. Akan tetapi pendapat yang lain menyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah membebaskan Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah lalu menjadikannya istri.

Mudzakarah amal maqomi

Mudzakaroh Amal Maqomi
Tujuan menghidupkan amal Maqomi adalah bagaimana kita bisa menghidupkan suasana agama di lingkungan mesjid kita. Terutama bagi yang pulang dari Khuruj Fissabillillah penting bagi mereka menghidupkan amal maqomi untuk menjaga dan memelihara keimanan mereka. Jadi tujuan dari membuat amal maqomi bukan untuk merubah lingkungan tetapi untuk mewarnai lingkungan yaitu lingkungan yang hidup dengan amal agama.
3 Perkara yang dibuat Nabi SAW setelah Hijrah :
1.            Membangun Mesjid
2.            Meluangkan Masa untuk Mesjid
3.            Membuat Amalan Mesjid
Apa itu Amalan Mesjid :
1.            Dakwah Illallah
2.            Taklim Wa Taklum
3.            Dzikir Ibadah
4.            Khidmat
Sedangkan 4 Amal Mesjid Nabawi ini dapat diwujudkan dengan 6 cara ( 6 Amal Maqomi ) :
I.             Amal Maqomi Harian :
1.            Musyawarah à Keadaan Agama : Kargozari, Usul, Program.
Fadhilah : Fikir sesaat lebih baik dari 70 tahun ibadah sunnat
2.            Taklim Mesjid & Rumah à untuk Islah diri, keluarga, dan ummat.
Fadhilah : siapa yang memudahkan langkah kaki ke majelis Ilmu maka Allah akan memudahkan langkah kakinya menuju Surga.
3.            2.5 Jam à Dakwah harian melalui Sillaturrahmi dan Ihtilat
Fadhilah : Mereka yang bertemu dan berpisah karena Allah akan Allah dudukkan di mimbar-mimbar Cahaya dan akan mendapatkan naungan Arasy Allah di padang Mahsyar.
II.            Amal Maqomi Mingguan :
4.            Jaulah (keliling) di Mesjid Sendiri dan Jaulah di Mesjid tetangga : Memancing hidayah turun di Mesjid kita dan mesjid tetangga.
Fadhilah : Sepagi sepetang di jalan Allah lebih baik dari pada seluruh dunia beserta isinya.
III.           Amal Maqomi Bulanan :
5.            Keluar 3 Hari keluar Fissabillillah : Ishlah diri, menyediakan 1/10 waktu untuk agama setiap 30 hari
Fadhilah : Setiap amal ibadah dan harta yang dikorbankan di jalan Allah, Allah gandakan dari 700.000 kali sampai sebanyak yang Allah mau.
Untuk dapat mempunyai kekuatan dalam melakukan kerja Maqomi dengan baik maka kita harus menjaga 5 Amalan Infirodhi (Dzikir Ibadah) :
1.            Menjaga Sholat 5 waktu berjamaah tidak tertinggal Takbiratul Ulla
2.            Menjaga Sholat Tahajjud tiap malam
3.            Menjaga Bacaan Qur’an minimal 1 juz tiap hari
4.            Menjaga Amalan Dzikir dan Wirid Pagi dan Petang
5.            Menjaga Adab-adab ( Terutama menjaga pandangan )
Target dan Tujuan dari membuat amal intiqoli, amal maqomi, dan amal infirodhi ini adalah bagaimana di diri kita ini dapat terbentuk 6 Qualitas Utama Sahabat RA :
1.            Qualitas Yakin Sahabat : La Illaha Illallah Muhammadurrasullullah
2.            Qualitas Sholat Sahabat : Khusyu’ wa Khudu’
3.            Qualitas Makrifat Sahabat : Ilmu dan Dzikir
4.            Qualitas Akhlaq Sahabat : Iqromul Muslimin (Memuliakan Saudara Muslim)
5.            Qualitas Keikhlasan Sahabat : Tashihun Niat
6.            Qualitas Pengorbanan Sahabat  : Dakwah Khuruj Fissabillillah
Untuk dapat mewujudkan ini semua maka diperlukan 6 perkara :
1.            Yakin yang benar
2.            Cara Nabi SAW atau Sunnah
3.            Niat yang Ikhlas
4.            Tawajjuh
5.            Mengedepankan nilai Amal
6.            Mujahaddah atas Nafsu
Jika suatu mesjid sudah hidup amal-amal agama maka rahmat Allah akan turun di kampung tersebut bercurah-curah. Keadaan kampung akan aman, tentram, dan sejahtera. Bukan dengan cara perbaikan ekonomi, fasilitas kota, keamanan, tetapi dengan perbaikan amalan mesjid, baru keadaan masyarakat di daerah itu terperbaiki. Sebagaimana terperbaikinya kehidupan kota madinah yang jahil asbab hidupnya amal-amal mesjid Nabawi.
7 Jaminan Allah SWT berikan bagi yang menghidupkan Amalan Mesjid :
1.            Keberkahan Rizki dan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka
2.            Allah akan menjaga rumah kita sebagaimana Allah menjaga Baitullah
3.            Allah akan jaga istri dan anak kita sebagaimana Allah jaga istri dan anak Ibrahim AS
4.            Allah akan menangkan yang Haq dan hancurkan yang Bathil
5.            Allah akan jadikan diri kita sebagai asbab hidayah
6.            Allah akan jaga anak keturunan kita hingga 11 keturunan
7.            Allah akan lindungi keluarga dan kampung kita dari fitnah dajjal

Selasa, 03 April 2018

KISAH HARU DI RUANG UGD

Sabtu malam, 14 okt 2017 pkl.21.00
Diruang UGD RSUD, saya menyaksikan seorang pasien sedang dikelilingi banyak orang, saya penasaran dan langsung mendekat, begitu dekat saya sangat kaget dan haru bercampur kagum,, melihat seorang anak laki-laki yang sedang terbaring lemas, lengkap dengan infusan ditangan kanan, di tangan kirinya terpasang kabel, mulutnya tertutup alat bantu oxigen,,, disampingnya ada seorang perempuan setengah baya yang berlinang air mata, penuh harap, dan pasrah dengan kenyatan. Dan ahirnya jadi tahu, anak itu masih sekolah PAUD.
dari mulut mungil anak itu tidak henti-hentinya mengucapkan kalimah "laa ilaaha illalloh" terus dan terus, suaranya jelas meskipun mulutnya tertutup alat bantu nafas, jelas seperti orang dewasa yang sedang dzikir,,
Tidak menangis seperti kebanyakan anak pada umumnya, pandangannya lurus seperti melihat sesuatu yang sangat jauh,,
Sayapun mendekat dan memberanikan diri memegang ibu jari kaki anak itu sambil berdoa semampu saya,, yaa alloh, begitu mulia anak ini, masih suci, usianya belum nyampe 6 tahun, sekolahnyapun masih PAUD, tapi lidahnya tidak henti mengucapkan kalimah tauhid,,, tak terasa air matapun menetes,,
dalam hati saya berkata, "sepertinya anak ini akan segera dijemput oleh penciptanya",,
yaa Allah engkau lebih menyayangi anak ini,,jauh melebihi sayang kedua orangtuanya,,

Kemudian seorang anak laki-laki usia SMP kls.2 yang ternyata kakak anak itu mendekat disebelah kiri wajah anak itu,, anak itu menengok kearah kakaknya,, terus mengangkatkan tangan kanannya yang terikat infusan mengusap kedua pipi kakanya yang basah dengan air mata, lalu anak itu mengepalkan tangan kanan kearah kakaknya, rupanya kakaknya mengerti betul maksud adiknya itu, si kakak pun mengepalkan tangan kanannya dan.. tos ,,tos , kedua kepal tangan adik kakakpun beradu lembut,,
Lalu anak yang sakit itu membuka tangan mengajak salaman pada kakaknya,, anak itupun mencium tangan kakanya..
Saya bengong melihat adegan keakraban mereka.
Setelah itu,, terdengar lagi kalimah "laa ilaaha illalloh" dari mulut anak itu,, tapi suaranya tidak sejelas yang tadi,,
Sayapun masih tetap memengang ibu jari kaki anak itu.
hati saya bergumam, "mungkin sekarang saatnya anak sholeh ini menghadap ilahi,",
Dan benar saja, anak itupun menggerakkan kedua kakinya tiga kali,, kedua tangannya mengepal,, seperti kejang,, dokter dan suster sibuk ,,berupaya membantu,,
dan... Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un,,

Demi Alloh,, anak ini ahli surga..

Semoga kedua orangtua dan semua keluarganya diberikan ketabahan,,,
Dan semoga anak itu menjadi penolong bagi kedua orangtuanya di akhirat,, aamiin ya rabbal'aalamiin..

#Orang tua yang sukses adalah orangtua yang bisa mendidik anaknya sehingga menjadi ahli surga

Shalawat Sunda

Allohhumma Sholli Wasalim Wabaarik Alaih

ya nabi salam alaika
ya rosul salam alaika
ya habib salam alaika
sholawatulloh alaika

bijil bulan cahayana
sumirat kasadayana
tileresan negri mekkah
kalebet negri madinah

hei jungjunan nu di utus
jungjunan anu di antos
sim abdi sadaya nampi
kana pangeursana gusti

bagja nu ninggal paduka
nu mulya ibu ramana
talaga kautsar paduka
cadangan abdi sadaya

nun sim abdi ka gamparan
Hatur rebu ka bingahan
kumargi gamparan nyandak
kana agama anu hak

nun gusti jungjunan abdi
sayyid muhammad habibi
pamugi salira nampi
kanu hina jisim abdi

abdi umat akhir jaman
anu banget panasaran
hoyong teupang ngadeuheusan
seja tumut serah badan

diyaumil akhir pamugi
abdi sing janten ngahiji
sareng ibu rama abdi
ngiring gusti ka sawargi

diyaumil akhir pamugi
abdi sing janten ngahiji
sareng putra putri abdi
ngiring gusti kasawargi

diyaumil akhir pamugi
abdi sing janten ngahiji
sareng guru guru abdi
ngiring gusti kasawargi

diyaumil akhir pamugi
abdi sing janten ngahiji
sareng murid-murid abdi
ngiring gusti kasawargi

diyaumil akhir pamugi
abdi sing janten ngahiji
sareng dulur dulur abdi
ngiring gusti ka sawargi

sinareng ieu jam’ah
mugi ku gusti ijabah
sareng sing kenging safa’ah
ti jungjunan rosulluloh

sinareng ieu jama’ah
mugi ku gusti ijabah
masing tiasa ziarah
ka mekkah sareng madinah

ditutup ku salam hormat
supados janteun mangfa’at
kanggo muslimin muslimat
ila yuamil qiyamat

istajib ya alloh dua’ na
istajib ya alloh dua’ na
istajib ya alloh dua’ na
yamujibad da’awati

sorry-desi-glitters-2.gif